.quickedit{display:none;}

Kamis, 22 Desember 2016

Perkembangan Psikologi sebagai bagian filsafat : Masa Romawi



Pada masa ini dalam konteks social, pemerintahan kekaisaran romawi mendunia dengan tertib administrasi kependudukan yag kuat serta jaminan akan ketentraman social. Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis, spesifik dan spesialis. Bangsa romawi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk memperkuat dominasi kekaisaran Romawi. Ide-ide dan pemikiran tentang manusia berkembang subur, bahkan juga ide-ide ketuhanan.

Pengaruhnya bagi perkembangan pemikiran tentang manusia adalah filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih tebatas dan spesifik, serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi masyarakat Romawi. Dikotomi manusia dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh usaha untuk mencari cara menguasai keinginan fisik melalui penolakan dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan Tuhan. Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnyaa kekristenan.
Pengaruh Kekristenan
Masa penyebaran agama Kriste dengan tokoh Yesus sebagai perwujudan manusia sempurna beserta perilakunya yang harus jadi teladan, paham tritunggal yang mengandaikan x-3x gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat, peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, banyak cendikiawan berlatar belakang ulama. Secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor atas tulisan atau ide yang muncul. Gereja juga adalah penyelenggara pendidikan moral. Peran gereja dirasakan kurang memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Muncul universitas-universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan masyarakat.
Pengaruhnya pada pandangan mengenai manusia adalah manusia bukan physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia ada pada dunia yang tidak nyata, tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat iman. Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan adalah usaha untuk menjelaskan hubungan antara jiwa dan raga sebagai suatu dualism, bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, jiwa dan raga masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Beberapa tokoh pada masa Romawi adalah St. Agustinus dan Thomas Aquinas.
Sepannjang masa ini perdebatan mengenai manusia bergeser dari topic kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya, kea rah pemahaman tentang kehidupan secara spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu sendiri. Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian awal mengenai manusia itu sendiri. Meskipun dmeikian, pengaruh kuat gereja menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak bebas, dan otoritas ketuhanan tetap dijunjung sebagai otoritas tertinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar