.quickedit{display:none;}

Kamis, 22 Desember 2016

Kondisi Berpikir yang Baik



Kondisi adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Sedangkan untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis, dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu, antara lain:

1)      Cintailah kebenaran
Sikap ini sangat berpengaruh untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari, mengusut, meningkatkan mutu penalarannya; menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai “roh-roh” yang akan menyelewengkannya dari yang benar, misanyal menyederhanakan kenyataan, menyempitkan perspektif, berpikir terkotak-kotak, memutlakkan titik berdiri atau suatu profil, dan sebagainya.
Cintanya terhada kebenaran diwujudkan dalam kerajinan, maksudnya adalah jauh dari kemalasan, jauh dari takut sulit dan jauh dari kecerobohan. Serta diwujudkan dalam kejujuran, yakni disposisi atau sikap kejiwaan yang selalu siap sedia menerima kebenaran meskipun berlawanan dengan prasangka dan keinginan pribadi atau golongannya.
Kewajiban mencari kebenaran adalah tuntutan intrinsic manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan keluhuran keinsanannya. Dan hak mencari kebenaran mencakup juga kewajiban patuh ppada kebenaran-kebenaran yang ditemukan oleh orang lan.
2)      Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda kerjakan
Kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Seluruh aktivitas intelek kita adalah suatu usaha terus-menerus mengejar kebenaran yang diselingi oleh diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi persial sifatnya.
Karena untuk mencapai kebenaran, kita harus bergerak melalui berbagai macam langkah dan kegiatan, teramat pentinglah bagi kita untukmengetahui betul semuanya itu supaya dapat melaksanakannya dengan tepat, seksama.
3)      Ketahuilah dengan sadar apa yag sedang anda katakana
Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap ke dalam kecermatan kata-kata. Karenanya kecermatan ungkapan pikiran ke dalam kata tersebut, baik yang eksplisit maupun yang implisit. Harus mengetahui dengan betul dan seksama isi, lingkungan, arti fungsional term yang digunakan karena term merupakan unsur konstitutif penalaran.
4)      Buatlah pembedaan dan pembagian yang semestinya
Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi banyak kejadian di mana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidak identic. Nah, disinilah perlunya dibuat suatu distingsi, suatu pembedaan. Eksplisitkan hal-hal yang membuat yang satu bukan yang lain. Hindari setiap usaha main pukul rata.
Karena realitas adalah begitu luas, maka perlu diadakan pembagian. Jika membuat pembagian, peganglah selalu prinsip pembagian yang sama, jangan sampai anda menjumlah bagian atau aspek dari suatu realitas begitu saja tanpa berpegang pada suatu prinsip pembagian yang sama. Bahaya tumpang-tindih akan selalu mengancam jika tidak dipakai prinsip pembagian yang sama; resiko berikutnya adalah pikiran yang kacau-balau. Jangan mencampur adukkan sesuatu, dan jangan menggelapkan sesuatu.
5)      Cintailah definisi yang tepat
Penggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu selalu mencakup kemungkinan tidak ditangkap sebagaimana yang akan diungkapkan atau sebagaimana dimaksudkan. Maka jangan segan membuat definisi. Definisi harus diburu hingga tertangkap.
Definisi artinya pembatasan, yakni membuat jelas batas-batas sesuatu. Harus dihindari kalimat-kalimat dan uraian-uraian yang gelap, tidak terang strukturnya, dan tidak jelas artinya.
6)      Ketahuilah dengan sadar mengapa anda menyimpulkan begini atau begitu
Ketahuilah mengapa anda berkata begini atau begitu. Anda harus bisa dan biasa melihat asumsi-asumsi, implikasi-implikasi, dan konsekuensi-konsekuensi dari suatu penuturan, pernyataan, atau kesimpulan yang anda buat.
Sering terjadi banyak orang tidak tahu apa yang mereka katakana dan mengapa mereka berkata begitu. Jadi bahan yang ada tidak atau kurang cukup untuk menarik kesimpulan, hendaknya orang menahan diri untuk tidak membuat kesimpulan atau mebuat pembatasan-pembatasan dalam kesimpulan.
7)      Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar