.quickedit{display:none;}

Kamis, 22 Desember 2016

Hakikat Keputusan



Bertitiktolak dari kelemahan perlengkapan intelektual kita, manakala menyerap sesuatu, sehingga kita terpaksa membongkar-bongkarnya. Tetapi kita juga mempunyai kemampuan merakit kembali melalui suatu kegiatan akal budi yang disebut putusan atau keputusan. Didalam keputusan kita untuk merekonstruksi kesatuan orisinal sesuatu dengan mengelompokkan kembali aspek-aspek yang berbeda menurut cara beradanya yang sesungguhnya, lalu apakah sebenarnya yang menjadi hakikat keputusan?

Hakikat keputusan adalah penyelenggaraan sintesis. Sintesis tersebut bukan sekedar asosiasi atau sekedar hasil dari dua tangkapan indera, melainkan betul-betul merupakan suatu ativitas. Sintesis ini adalah suatu aktivitas mengumpulkan atua meperbandingkan dua buah konsep. Dua konsep yang berada didalam pikiran kita tadi, yang satu mewakili unsur yang akkan ditentukan, sedangkan yang lain mewakili unsur formal, yakni unsur penentuan. Proses ini disebut “sintesis konkretiva”. Aktivitas tersebut bermaksud untuk menangkap hubungan yang ada, dan hendak menentukan hubungan antara dua konsep tadi. Apabila kemudian kita membuat kegiatan pernyataan konsep-konsep dimana kita membuat kegiatan penyataan konsep-konsep dimana kita mengakui atau menolak hubungan  yang ada, yakni desebut kegiatan memutuskan, maka kita menyelenggarakan “sintesis obyektiva”. Jadi jika dirumuskan kembali: keputusan adalah kegiatan atau perbuatan manusia melalui akal budinya tempa ia mempersatukan karena mengakui atau memisahkan karena menolak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar