.quickedit{display:none;}

Kamis, 22 Desember 2016

Asas-asas Berpikir



Dalam aktivitas berpikir kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas sebagaimana yang kita ketahui adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti. Maka “asas pemikiran” adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ii bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini. Asas pemkiran itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu.

1.       Asas-asas Primer
Disebut asas primer, karena asas ini mendahului asas-asas yang lainnya. Asas ini juga tidak tergantung pada asas-asas yang lain. Asas primer berlaku untuk segala sesuatu yang ada, termasuk logika. Asas primer ini dibedakan menjadi:
a.       Asas identitas (principium identitas)
Asas ini merupakan dasar dari pemikiran. Asas ini nampakpada pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini dan bukan benda lainnya, atau benda itu adalah benda itu dan bukan benda lainnya. Dalam logika pernyataan ini berarti: apabila sesuatu diakui, semua kesimpulan lain yang ditarik dari pengakuan itu juga harus diakui. Apabila sesuatu diakui, lalu kesimpulan yang ditarik dari padanya dipungkiri, hal itu menyatakan bahwa pengakuan tadi dibatalkan lagi. Tidak dapat sesuatu diakui dan serentak pula dipungkiri.
Contoh asas identitas ini adalah jika kita mengakui bahwa ada suatu benda R maka ia adalah R dan bukan A, B, atau C. Bila kita beri perumusan kan berbunyi: bila proposisi itu benar maka benarlah ia.
b.      Asas kontradiksi (principium contradictionis)
Asas ini merupakan perumusan negative dari asas identitas. Dalam logika hal ini berarti: mentaati asas identitas dengan menjauhkan diri dari kontradiksi. Atau, tidak boleh membatalkan atau memungkiri begitu saja sesuatu yang sudah diakui. Janganlah orang membatalkan pernyataannya sendiri. Apabila orang mengakui sesuatu jangan kemudian menyimpulkan sesuatu yang berlawanan asas dengan apa yang diakui tadi.
c.       Asas penyisihan-kemungkinan-ketiga (principium tertiiexclusi)
Asas ini menyatakan bahwa kemungkinan yang ketiga tidak ada. Artinya, jikalau ada dua keputusan yang kontradiktoris, pastilah salah satu diantaranya salah. Sebab, keputusan yang satu merobohkan keputusan yang lainnya. Tidak mungkin kedua-duanya benar atau sama-sama salah. Jadi tidak mungkin terdapat kemungkinan ketiga.
d.      Asas alasan yang mencukupi (principium rationis sufficientis)
Asas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada mempunyai alasan yang cukup adanya. Bukan hanya sesuatu tetapi segala sesuatu mempunyai alasan yag cukup untuk adanya. Segala sesuatu itu dapat dimengerti. Tetapi janganlah memperlluas penerapan asas ini pada semua yang ada. Penerapan itu juga tidak boleh dikenakan pada sesuatu yang hanya satu saja. Sebab tidak semua kenyataan dapat dimengerti dengan cara yang memadai, pikiran manusia sangat terbatas.
2.       Asas-asas Sekunder
Asas-asas sekunder ini merupakan pengkhususan dari asas-asas primer tadi. Asas sekunder ini dapat dipandang dari sudut isinya dan dari sudut luasnya, sebagai berikut:
1)      Dipandang dari sudut isinya, sebagai berikut:
a.       Asas kesesuaian (principium convenientiae)
Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Salah satu diantaranya sama dengan hal yang ketiga. Dengan demikian hal yang lain juga sama dengan hal yang ketiga tadi.
b.      Asas ketidaksesuaian (principium inconvenientiae)
Asas ini juga menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Tetapi salah satu diantaranya tidak sama denga hal ketiga. Dengan demikian hal yang lain juga tidak sama dengan hal yang ketiga tadi.
2)      Dipandang dari sudut luasnya, sebagai berikut:
a.       Asas dikatakan tentang semua (principium dictum de omni)
Apa yang secara universal diterapkan pada seluruh lingkungan suatu pengertian (subyek), juga boleh diterapkan pada semua bawahannya.
b.      Asas yang dikatakan tentang manapun juga (principium dictum de nullo)
Apa yang secara universal tidak dapat diterapkan pada suatu pengertian (subyek), juga tidak dapat diterapkan pada semua bawahannya.

1 komentar:

  1. Contoh dari asas yang tidak dapat dikatakan tentang manapun juga?

    BalasHapus