.quickedit{display:none;}

Jumat, 23 Desember 2016

Tema Berpikir Ontologi

Kata ontology berasal dari bahasa Yunani, yaitu on yang berarti menjadi, dan Logos yang berarti logis. Jadi ontology adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan.
Ontology merupakan salah satu diantara tema berpikir filsafat yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontology. Yang tertua diantara segenap filsafat Yunani yang kita kenal adalah Thales. Atas perenungannya terhadap air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu.

Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan ‘bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada?’ pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran),dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yatu segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas, realitas adalah ke-riil-an, riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya tentang sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.
Beberapa ahli menerangkan mengenai ontology sebagai berikut:
Menurut Louis O. Kattsoff dalam Elements of Filosophy, ontology itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa diantara contoh pemikiran ontology adalah pemikiran Thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda.
Neong Muhadjir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan, ontology membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontology membahas tentang yag ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontology berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
Menurut Jujur S. Suriasumantri dalam bukunya Pengantar Ilmu dalam Perspektif, ontology membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
Sementara itu, A. Dardiri dalam bukunya Humaniora, Filsafat, dan Logika mengatakan, ontology adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan dapat dikatakan ada dalam, dalam kerangka tradisional ontology dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal yang ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini ontology dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Dari beberapa pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan kenyataan yang sebenarnya baik yang berbentuk konkret maupun abstrak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar