.quickedit{display:none;}

Jumat, 23 Desember 2016

Pertanyaan Immanuel Kant : 2. Apa yang bisa saya ketahui?

Pertanyaan Immanuel Kant merupakan awal dari kritisisme Kant mengenai teori pengetahuan, etika, dan estetika. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah sebagai berikut.

Apa yang bisa saya ketahui?
 

Pertanyaan Kant yang kedua ini merujuk pada pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Manusia mempunyai pengetahuan, binatang mempunyai pengetahuan, malaikat juga mempunyai pengetahuan. Mahluk selain manusia pemgetahuannya bersifat statis, dari masa ke masa tetap begitu saja. Tetapi pengetahuan yang dimilki manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari zaman ke zaman, karena manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman, merenung, merefleksi, menalar, dan meneliti dalam upaya memahami lingkungannya.
Kemampuan tersebut dimiliki manusia disebabkan manusia dibekali oleh Tuhan berupa akal atau rasio untuk berpikir, sementara mahluk lainnya tidak. Manusia berpikir dengan akalnya. Dengan akalmya manusia mempunyai rasa ingin tahu (curiosity). Dari rasa ingin tahu inilah manusia selalu mempertanyakan segala hal yang dipikirkannya, menyangsikan segala apa yang dilihat, dan mencari segala bentuk permasalahan yang dihadapi. Manusia berusaha menjawab semua pertanyaan yang dihadapi dan mengajukan alternatif pemecahan suatu masalah.
Menurut Francis Bacon, seorang filsuf renaisance, akal manusia mempunyai 3 macam daya, yaitu:
  1. ingatan,
  2. imajinasi, dan
  3. pikiran.
Daya ingatan menciptakan sejarah, daya imajinasi menciptakan puisi, dan daya berpikir menciptakan filsafat.
Filsafat terdiri atas 3 bagian, yaitu;
  1. filsafat tentang Tuhan atau teologi,
  2. filsafat tentang alam atau kosmologi, dan
  3. filsafat tentang manusia atau antropologi.
Berpikir adalah ciri khas manusia. Selain ciri utama sebagai mahluk berpikir (kognisi), manusia juga masih mempunyai potensi lain, yakni perasaan (afeksi), kehendak (konasi), dan tindakan (aksi) atau sering disebut cipta, rasa, karsa, dan karya. Deangan potensi itu manusia mencipta, mengelola, dan mengubah lingkungan sekitarnya ke arah lebih baik.
Dengan beragam potensi inilah manusia mempertanyakan, meragukan, dan menjawabnya. Manusia tidak merasa puas hanya memperoleh jawaban – jawaban yang berasal dari adat – istiadat, tradisi, dongeng – dongeng, mitos – mitos, legenda – legenda itu tidk sesuai sesuai aturan berpikir atau bertentangan dengan akal/rasio sehat manusia.
Lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan bermula dari aktivitas berpikir. Karena inti dari berfilsafat adalh berpikir. Namun, tidak semua aktivitas berpikir dapat disebut berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir yang mempunyai tujuan. Tujuannya adalah memperoleh pengetahuan, yakni pengetahuan yang menyangkut kebenaran. Sehingga dengan berfilsafat manusia dapat sampai pada kebenaran.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar