Pertanyaan
Immanuel Kant merupakan awal dari kritisisme Kant mengenai teori
pengetahuan, etika, dan estetika. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah
sebagai berikut.
Apa yang bisa saya ketahui?
Pertanyaan Kant yang kedua ini
merujuk pada pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki setiap individu.
Manusia
mempunyai pengetahuan, binatang mempunyai pengetahuan, malaikat juga
mempunyai pengetahuan. Mahluk selain manusia pemgetahuannya bersifat
statis, dari masa ke masa tetap begitu saja. Tetapi pengetahuan yang
dimilki manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari zaman ke
zaman, karena manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman,
merenung, merefleksi, menalar, dan meneliti dalam upaya memahami
lingkungannya.
Kemampuan tersebut
dimiliki manusia disebabkan manusia dibekali oleh Tuhan berupa akal
atau rasio untuk berpikir, sementara mahluk lainnya tidak. Manusia
berpikir dengan akalnya. Dengan akalmya manusia mempunyai rasa ingin
tahu (curiosity). Dari
rasa ingin tahu inilah manusia selalu mempertanyakan segala hal yang
dipikirkannya, menyangsikan segala apa yang dilihat, dan mencari
segala bentuk permasalahan yang dihadapi. Manusia berusaha menjawab
semua pertanyaan yang dihadapi dan mengajukan alternatif pemecahan
suatu masalah.
Menurut Francis
Bacon, seorang filsuf renaisance, akal manusia mempunyai 3 macam
daya, yaitu:
- ingatan,
- imajinasi, dan
- pikiran.
Daya ingatan
menciptakan sejarah, daya imajinasi menciptakan puisi, dan daya
berpikir menciptakan filsafat.
Filsafat terdiri
atas 3 bagian, yaitu;
- filsafat tentang Tuhan atau teologi,
- filsafat tentang alam atau kosmologi, dan
- filsafat tentang manusia atau antropologi.
Berpikir adalah
ciri khas manusia. Selain ciri utama sebagai mahluk
berpikir (kognisi),
manusia juga masih mempunyai potensi lain, yakni perasaan (afeksi),
kehendak (konasi),
dan tindakan (aksi) atau
sering disebut cipta,
rasa, karsa, dan karya. Deangan
potensi itu manusia mencipta, mengelola, dan mengubah lingkungan
sekitarnya ke arah lebih baik.
Dengan beragam
potensi inilah manusia mempertanyakan, meragukan, dan menjawabnya.
Manusia tidak merasa puas hanya memperoleh jawaban – jawaban yang
berasal dari adat – istiadat, tradisi, dongeng – dongeng, mitos –
mitos, legenda – legenda itu tidk sesuai sesuai aturan berpikir
atau bertentangan dengan akal/rasio sehat manusia.
Lahirnya filsafat
dan ilmu pengetahuan bermula dari aktivitas berpikir. Karena inti
dari berfilsafat adalh berpikir. Namun, tidak semua aktivitas
berpikir dapat disebut berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir yang
mempunyai tujuan. Tujuannya adalah memperoleh pengetahuan, yakni
pengetahuan yang menyangkut kebenaran. Sehingga dengan berfilsafat
manusia dapat sampai pada kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar