Semua orang mengakui memiliki
pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau
lewat apa pengetahuan didapat. Pengetahuan yang ada pada kita
diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber
pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang
sumber pengetahuan antara lain:
- Empirisme
Kata ini berasal
dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila
dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi.
Dengan inderanya,
manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan
masuk ke dalam medan intensional, walaupun masih sangat sedehana.
Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal konkret-material.
John Locke
(1632-1704), bapak empiris Britania mengemukakan teori tabula rasa
(sejenis buku catatan kosong). Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada
mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa
yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. Mula-mula tangkapan
indera yang masuk itu sederhana, lama-kelamaan menjadi kompleks, lalu
tersusunlah pengetahuan berarti.
Jadi dalam
empiris, sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data
empiris yang diperoleh dari panca-indera. Akal tidak berfungsi
banyak, kalaupun ada, itu pun sebatas ide yang kabur.
- Rasionalisme
Aliran ini
menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan
yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Bagi aliran ini
kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat
indera dapat dikoreksi, seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak
mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman
indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan
yang diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang
menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi sampainya manusia kepada
kebenaran adalah semata-mata akal. Laporan indera menurut
rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, bahkan ini
memungkinkan dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir.
Akal mengatur bahan tersebut sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan
yang benar. Jadi fungsi panca indera hanyalah untuk memperoleh
data-data dari alam nyata dan akal-lah yang menghubungkan data-data
itu satu dengan yang lainnya.
- Intuisi
Menurut Henry
Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan
suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu
pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi.
Menurutnya,
intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada
dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu
oleh penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana
untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Analitis atau
pengetahuan yang diperoleh lewat pelukisan tidak dapat menggantikan
hasil pengenala intuisi.
Intuisi bersifat
personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.
Pengetahuan intuisi dapat menentukan bena tidaknya pernyataan yang
dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling
membantu dalam menemukan kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar