Zeno
dari Elea adalah seorang filsuf dari mazhab pemikiran eleaktif Yunani. Zeno
lahir di kota Italia Selatan Elea. Zeno dihukum mati karena berkomplot melawan
tiran. Sebuah cerita yang sering diulang
menceritakan keberaniannya di bawah penyiksaan dan kematian yang menyakitkan
yang dialaminya. Zeno berpendapat bahwa alam semesta aslinya tunggal, diam, dan
seragam.
Hanya
tampak luarnya saja yang mengesankan perbedaan atau perubahan. Meskipun begitu
di masa kini, hamper tidak ada karya ali Zeno yang bertahan. Konon dikatakan
bahwa aslinya dia mempunyai buku berisi 40 buah paradox, akan tetapi buku itu
kemudian hilang dicuri orang. Untunglah, filsuf Aristoteles sempat mencatat
sebagian diantaranya. Lewat catatan Aristoteles itu kita di masa kini dapat
mengenal berbagai pemikiran Zeno.
Zeno
inilah yang membincangkan paradox-paradoks yang berkaitan dengan pengertian
gerak, diam, waktu, dan ruang yang kemudian berabad-abad membingungkan para
filosof dan ahli matematika. Empat paradox yang diperbincangkan dari Zeno
sebagai contoh yang kemudian diselesaikan oleh para ahli matematika pada abad
ketujuh belah yaitu sebagai berikut:
1.
Paradox Dikotomi
Menurut Zeno bahwa gerak tidaklah mungkin terjadi. Untuk suatu
benda bergerak mencapai suatu jarak tertentu, benda itu harus menempuh dari jarak yang dimaksud, dan sebelum menempuh
½ jarak tersebut maka harus melewati ½ jarak yang sbelumnya, demikia seterusnya
setiap kali ada jarak ½ yang harus dilewati secara terus menerus.
Ini berarti bahwa ruang yang dapat dibagi dalam dikotomi yang
jumlahnya tidak terhingga tidak mungkin ditempuh dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Dengan demikian, menurut perbincangan ini, bergerak dari suatu
titik ke titik yang lain tidaklah mungkin.
2.
Paradox Archilles dan kura-kura
Pelari cepat Archilles tidak mungkin megejar seekor kura-kura
yang lambat perjalanannya, jika binatang tersebut telah berjalan mendahului
pada jarak tertentu. Argumentasi yang dikemukakan Zeno ialah bahwa pada saat
Archilles mencapai titik awal perjalanan kura-kura tersebut, kura-kura telah
berjalan maju menempuh suatu jarak tertentu.
Dengan demikian, dan bertentangan dengan khayala yang
diperoleh dari pengalaman indrawi, Archilles tidak akan dapat mengejar dan
melewati kura-kura karena urutan perhitungannya tidak berhingga dan tidak punya
atas atau nilai akhir. Kita dapat lihat bahwa kesukaran yang timbul dalam hal
ini terletak pada keadaan baik ruang maupun waktu yang dipandang dapat
dibagi-bagi sampai tidak berhingga.
3.
Paradox anak panah
Paradox anak panah Zeno yang terkenal adalah misalkan kita
membagi waktu sebagai deretan masa kini. Kemudian kita lepaskan anak panah. Di
setiap masa anak panah menduduki posisi tertentu di udara. Maka anak panah
tersebut dikatakan diam sepanjang waktu dan tidak bergerak selamanya.
4.
Paradox Lapangan
Paradox Zeno yang terakhir akan dibahas adalah paradox
lapangan. Dalam paradox ini dimisalkan tiga buah barisan benda A, B, dan C di
lapangan tengah stadion. Barisan A terltak diam di tengah lapangan. Sementara B
dan C masing-masing terletak di ujung kiri dan kanan A. kemudian B dan C
bergerak saling mendekati dengan kecepatan yang sama (hendak bersejajaran
dengan barisan A).
Antara
sebelum dan sesudah, titik C paling kiri melewati dua buah B, tetapi Cuma satu
buah A. berarti waktu C untuk melewati B sama dengan setengah waktu untuk
melewati A. padahal A dan B adaah unit yang identic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar