.quickedit{display:none;}

Rabu, 28 Desember 2016

Zeno dari Elea



Zeno dari Elea adalah seorang filsuf dari mazhab pemikiran eleaktif Yunani. Zeno lahir di kota Italia Selatan Elea. Zeno dihukum mati karena berkomplot melawan tiran.  Sebuah cerita yang sering diulang menceritakan keberaniannya di bawah penyiksaan dan kematian yang menyakitkan yang dialaminya. Zeno berpendapat bahwa alam semesta aslinya tunggal, diam, dan seragam.

Hanya tampak luarnya saja yang mengesankan perbedaan atau perubahan. Meskipun begitu di masa kini, hamper tidak ada karya ali Zeno yang bertahan. Konon dikatakan bahwa aslinya dia mempunyai buku berisi 40 buah paradox, akan tetapi buku itu kemudian hilang dicuri orang. Untunglah, filsuf Aristoteles sempat mencatat sebagian diantaranya. Lewat catatan Aristoteles itu kita di masa kini dapat mengenal berbagai pemikiran Zeno.
Zeno inilah yang membincangkan paradox-paradoks yang berkaitan dengan pengertian gerak, diam, waktu, dan ruang yang kemudian berabad-abad membingungkan para filosof dan ahli matematika. Empat paradox yang diperbincangkan dari Zeno sebagai contoh yang kemudian diselesaikan oleh para ahli matematika pada abad ketujuh belah yaitu sebagai berikut:
1.       Paradox Dikotomi
Menurut Zeno bahwa gerak tidaklah mungkin terjadi. Untuk suatu benda bergerak mencapai suatu jarak tertentu, benda itu harus menempuh  dari jarak yang dimaksud, dan sebelum menempuh ½ jarak tersebut maka harus melewati ½ jarak yang sbelumnya, demikia seterusnya setiap kali ada jarak ½ yang harus dilewati secara terus menerus.
Ini berarti bahwa ruang yang dapat dibagi dalam dikotomi yang jumlahnya tidak terhingga tidak mungkin ditempuh dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian, menurut perbincangan ini, bergerak dari suatu titik ke titik yang lain tidaklah mungkin.
2.       Paradox Archilles dan kura-kura
Pelari cepat Archilles tidak mungkin megejar seekor kura-kura yang lambat perjalanannya, jika binatang tersebut telah berjalan mendahului pada jarak tertentu. Argumentasi yang dikemukakan Zeno ialah bahwa pada saat Archilles mencapai titik awal perjalanan kura-kura tersebut, kura-kura telah berjalan maju menempuh suatu jarak tertentu.
Dengan demikian, dan bertentangan dengan khayala yang diperoleh dari pengalaman indrawi, Archilles tidak akan dapat mengejar dan melewati kura-kura karena urutan perhitungannya tidak berhingga dan tidak punya atas atau nilai akhir. Kita dapat lihat bahwa kesukaran yang timbul dalam hal ini terletak pada keadaan baik ruang maupun waktu yang dipandang dapat dibagi-bagi sampai tidak berhingga.
3.       Paradox anak panah
Paradox anak panah Zeno yang terkenal adalah misalkan kita membagi waktu sebagai deretan masa kini. Kemudian kita lepaskan anak panah. Di setiap masa anak panah menduduki posisi tertentu di udara. Maka anak panah tersebut dikatakan diam sepanjang waktu dan tidak bergerak selamanya.
4.       Paradox Lapangan
Paradox Zeno yang terakhir akan dibahas adalah paradox lapangan. Dalam paradox ini dimisalkan tiga buah barisan benda A, B, dan C di lapangan tengah stadion. Barisan A terltak diam di tengah lapangan. Sementara B dan C masing-masing terletak di ujung kiri dan kanan A. kemudian B dan C bergerak saling mendekati dengan kecepatan yang sama (hendak bersejajaran dengan barisan A).
Antara sebelum dan sesudah, titik C paling kiri melewati dua buah B, tetapi Cuma satu buah A. berarti waktu C untuk melewati B sama dengan setengah waktu untuk melewati A. padahal A dan B adaah unit yang identic.
Lewat empat paradox diatas Zeeno ingin memastkan hakikat kenyataan sebenarnya. Sebagai seorang eleatik, Zeno berpendapat bahwa semua gerak benda tersebut semu. Oleh karena itu, untuk membuktikan keyakinannya, kemudian dia merancang serangkaian paradox-paradoks tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar