Filsafat
matematika merupakan pemikiran menyeluruh (refleksi) dan kompleks terhadap
persoalan-persoalan mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan landasan dan
dasar dari pengetahuan matematika serta hubungan matematika di segala bidang
kehidupan manusia baik secara epistimologis, ontology, metodologi, maupun aspek
etis dan estetika pengetahuan matematika. Landasan tersebut mencakup beberapa
konsep dasar, anggapan yang mendasar, asas permulaan, struktur teoritis, dan
ukuran kebenaran serta eksistensi dan cakupan pengetahuan matematis. Sehingga
salah satu sasaran utama yang ditelaah dalam filsafat matemtika ialah konsepsi
tentang angka dan bilangan, abstraksi dan simbolik.
Dalam
filsafat matematika juga membahas hubungan antara filsafat dan matematika.
Banyak orang berpendapat bahwa filsafat dan matematika tidak memiliki hubungan
sama sekali. Namun, jika kita mengkajinya maka kita akan menemukan hubungan
keduanya. Hubungan antara matematika dan filsafat adalah keduanya sama-sama ibu
dari segala ilmu yang ada. Alasannya adalah filsafat merupakan pangkal untuk
mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segala ilmu. Hubungan lainnya
dari matematika dan filsafat karena keduanya bersifat apriori dan tidak
eksperimentalis. Hasil dari filsafat dan matematika tidak memerlukan bukti
secara fisik, melainkan hanya abstraksi dari sifat benda dan proses
analisisnya.
Ruang
lingkup kajian filsafat matematika pada dasarnya matematikalah yang menjadi
objek kajian atau pokok permasalahan yang perlu dipertimbangkan secara cermat
dengan penuh perhatian. Dalam hal ini landasan matematika dan meta-matematika
yang menjadi bahasannya.
Landasan
matematika merupakan bidang pengetahuan yang berkaitan dengan konsep-konsep
dasar atau asas-asas fundamental yang lebih prinsipil yang pergunakan dalam
matematika, misalnya berkaitan dengan operasi aljabar, aritmatika, dan
sebagainya. Sedangkan, meta-matematika adalah suatu cabang dari logika
matematika yang menelaah teori-teori formal dan memecahkan persoalan yang
berkaitan dengan teori-teori tersebutl, serta dilakukan pembuktian-pembuktian
dengan menggunakan symbol-simbol tertentu yang dalam pembuktian tersebut
memungkinkan adanya sebuah kesesuaian dengan kenyataan yang terjadi.
Pengkajian
lebih mendalam mengenai sifat alami dari landasan matematika menghasilkan
setidaknya tiga mazhab terbesar landasan matematika yang meliputi:
1.
Mazhab Logisisme
Mazhab Logisisme
merupakan mazhab yang berpendapat bahwa matematika murni (science)
didasarkan pada prinsip logika dan pengkajiannya juga harus menggunakan logika,
sehingga matematika harus logis dipahami. Mazhab logisisme dipelopori
oleh filsuf Inggris bernama Bertand Artur William Russell (1872-1970) dengan
diterbitkannya buku yang berjudul The Principles of Mathematics. Dalam
bukunya dia menyatakan bahwa matematika dan logika yang berkembang secara
bersamaan ibarat anak kecil dan orang dewasa.
2.
Mazhaab Formalisme
Mazhab Formalisme menyatakan bahwa matematika merupakan system
lambing yang digunakan dalam mewakili benda-benda yang ada atau menggunakan symbol
dan proses pengolahan terhadap lambing-lambang yang digunakan.
3.
Mazhab Intuitionisme
Mazhab Intuitionisme merupakan mazhab yang
ketiga dari ladasan matematika yang mengandalkan intuisi dalam mengkaji dan
memahami matematika, karena itu intuisi merupakan sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika tentang matematika. Intuisi bersifat personal dan
tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar menyusun pengetahuan secara teratur,
intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai
hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan
yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu
dalam membuktikan kebenaran matematika.
thank you.
BalasHapus