.quickedit{display:none;}

Rabu, 28 Desember 2016

Thales

Thales berasal dari Miletus (terletak di pantai barat Negara Turki sekarang), Thales merupakan seorang perintis Matematika dan filsafat. Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi yang membuatnya serg melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan ia berdagang ke Mesir dan Babilonia, dalam waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu oleh ketertarikannya bahwa dengan menggunakan alat-alat yang dipakai oleh orang-orang Babylon, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya.

Konon, Thales mengubah petunjuk-petunjuk praktis Babylona dan Mesir tersebut menjadi proposisi yang secara matematis dibuktikan kebenarannya seperti yang terlihat dalam pembuktian-pembuktian ilmu ukur dewasa ini. Ia sendiri diakui telah membuktikan enam dalil pokok geometri, diantaranya dalil bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya.
Banyak ahli filsafat mengakui bahwa Thales adalah bapak dari filsafat (The Father of Philosophy). Ia digelari bapak filsafat karena dia adalah orang yang pada awalnya berfilsafat dan mempertanyakan, bagaimana sebenarnya asal-usul alam semseta ini? Pertanyaan ini sangat mendasar terlelpas apapun jawabannya. Namun, yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos dan takhayul.
Thales telah membua alam pikiran dan keyakinan tentang alam serta asal usulnya, tanpa menunggu hadirnya penemuan ilmiah atau dalil-dalil agamis. Ia merupakan filosof yang mendirikan mazhab filsafat alam Ionia dan mempertanyakan unsur tunggal apa yang menjadi dasar perubahan yang membentuk jagad raya. Unsur tunggal yang di maksud oleh Thales adalah air. Bagi Thales semua kehidupan berasal dari air. Air merupakan cause prima dari segala yang ada dan yang telah terjadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang terjadi. Di awal kejadiaan dan penciptaan ada air dan di ujung ada air atau di bumi ini lebih banyyak air dari pada yang lain. Sehingga, dengan perkataan filosofis bahwa air adalah substract dan substansi.
Bertitik tolang pada pemikiran tersebut, bagi Thales tidak ada jurang pemisah antara kehidupan dan kematian, pada hakikatnya semuanya satu. Demikianlah, laut menyebarkan bibit di seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Semua itu terpikir oleh Thales.
Thales mengembangkan geometri percobaan yang agak berbeda dengan geometri di Mesir saat itu, kemudian beliau juga mengemukakan proposisi/teori yang dikenal dengan teorema Thales, yaitu sebagai berikut:
1.       Lingkaran di bagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut diameter.
2.       Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
3.       Sudut-sudut vertical yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilag, sama besarnya.
4.       Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka sedua segitiga itu dikatakan sebangun.
5.       Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.
Meskipun teori tersebut sangat sederhana menurut kita sekarang, tetapi Thales lah orang yang pertama kali menyusun teori, bukan hanya atas dasar eksperimen tetapi juga berdasarkan pemikiran logis. Hasil kerja dan prinsip Thales telah jelas menandai awal dari sebuah era kemajuan pengetahuan matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebgai alasan logis yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar