Thales berasal dari Miletus (terletak di pantai barat Negara
Turki sekarang), Thales merupakan seorang perintis Matematika dan filsafat.
Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi yang membuatnya serg melakukan
perjalanan. Dalam suatu kesempatan ia berdagang ke Mesir dan Babilonia, dalam
waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu
oleh ketertarikannya bahwa dengan menggunakan alat-alat yang dipakai oleh
orang-orang Babylon, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya.
Konon, Thales mengubah petunjuk-petunjuk praktis Babylona
dan Mesir tersebut menjadi proposisi yang secara matematis dibuktikan
kebenarannya seperti yang terlihat dalam pembuktian-pembuktian ilmu ukur dewasa
ini. Ia sendiri diakui telah membuktikan enam dalil pokok geometri, diantaranya
dalil bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama
besarnya.
Banyak ahli filsafat mengakui bahwa Thales adalah bapak dari
filsafat (The Father of Philosophy).
Ia digelari bapak filsafat karena dia adalah orang yang pada awalnya
berfilsafat dan mempertanyakan, bagaimana sebenarnya asal-usul alam semseta
ini? Pertanyaan ini sangat mendasar terlelpas apapun jawabannya. Namun, yang
penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan
dengan pendekatan mitos dan takhayul.
Thales telah membua alam pikiran dan keyakinan tentang alam
serta asal usulnya, tanpa menunggu hadirnya penemuan ilmiah atau dalil-dalil
agamis. Ia merupakan filosof yang mendirikan mazhab filsafat alam Ionia dan
mempertanyakan unsur tunggal apa yang menjadi dasar perubahan yang membentuk
jagad raya. Unsur tunggal yang di maksud oleh Thales adalah air. Bagi Thales
semua kehidupan berasal dari air. Air merupakan cause prima dari segala yang ada dan yang telah terjadi, tetapi
juga akhir dari segala yang ada dan yang terjadi. Di awal kejadiaan dan
penciptaan ada air dan di ujung ada air atau di bumi ini lebih banyyak air dari
pada yang lain. Sehingga, dengan perkataan filosofis bahwa air adalah substract
dan substansi.
Bertitik tolang pada pemikiran tersebut, bagi Thales tidak
ada jurang pemisah antara kehidupan dan kematian, pada hakikatnya semuanya
satu. Demikianlah, laut menyebarkan bibit di seluruh dunia yang menjadi dasar
penghidupan. Semua itu terpikir oleh Thales.
Thales mengembangkan geometri percobaan yang agak berbeda
dengan geometri di Mesir saat itu, kemudian beliau juga mengemukakan
proposisi/teori yang dikenal dengan teorema Thales, yaitu sebagai berikut:
1.
Lingkaran di bagi dua oleh garis yang melalui
pusatnya yang disebut diameter.
2.
Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki
adalah sama besar.
3.
Sudut-sudut vertical yang terbentuk dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilag, sama besarnya.
4.
Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang
terletak pada sisi itu dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama
besarnya, maka sedua segitiga itu dikatakan sebangun.
5.
Segitiga dengan alas diketahui dan sudut
tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.
Meskipun teori tersebut sangat sederhana
menurut kita sekarang, tetapi Thales lah orang yang pertama kali menyusun
teori, bukan hanya atas dasar eksperimen tetapi juga berdasarkan pemikiran
logis. Hasil kerja dan prinsip Thales telah jelas menandai awal dari sebuah era
kemajuan pengetahuan matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif sebgai
alasan logis yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar