Bahasa Melayu sebagai dasar bahasa
Indonesia ,Padahal disamping bahasa Melayu juga terdapat bahasa daerah yang
lain seperti bahasa Jawa yang jumlah penuturnya jauh lebih banyak. Akan tetapi,
bukan bahasa Jawa yang disepakati sebagai dasar bahasa Indonesia, melainkan
bahasa Melayu.Penentapan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia memang
tidak semata-mata berdasarkan jumlah penutur. Namun, ada faktor lain yang
mendasarinya. Salah satu faktor yang menyebabkan bahasa Melayu terpilih menjadi
dasar bahasa Indonesia adalah faktor intralinguistik. Faktor intralinguistik
adalah faktor yang ada di dalam bahasa itu sendiri, dalam hal ini bahasa
Melayu. Kelebihan bahasa Melayu dibandingkan dengan bahasa daerah lain,
misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Madura, dan bahasa Bali ditinjau dari
faktor intralinguistik tampak dalam hal tingakatn bahasa. Bahkan dapat
dikatakan bahasa melayu tanpa tingkatan bahasa.dengan hal itu tentu akan mempermudah penutur menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu terjadi karena dengan penguasaan kosa kata
yang terbatas dimungkinkan terjadi komunikasi antara berbagai lapisan.
Sebaliknya di dalam bahasa daerah yang lain, seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda,
bahasa Bali pemilihan kosakata dalam komunikasi cenderung dipengaruhi oleh
tuntutan tingkatan bahasa yang dimiliki. Jadi, dapat dipahami bahwa penggunaan
bahasa Melayu ternyata tidak serumit bahasa daerah lain yang memiliki tingkatan
bahasa.
Faktor lain yang menyebabkan
terpilihnya bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia adalah faktor
ekstralinguistik, yaitu faktor yang berada di luar bahasa Melayu. Faktor diluar
bahasa Melayu ini meliputi latar belakang sosial budaya. Kelebihan bahasa
Melayu dibandingkan dengan bahasa daerah lain dilihat dari faktor
ekstralinguistik tampak dalam dua hal. Pertama, bahasa Melayu telah tersebar
luas di wilayah Nusantara.Hal itu disebabkan oleh penuturnya yang cenderung
berwatak perantau.Penutur bahasa Melayu merantau karena kebanyakan diantara
mereka berprofesi sebagai pedagang.Kedua, pada zaman kerajaan Srwijaya bahasa
Melayu telah diangkat sebagai bahasa kebudayaan dan bahasa ilmu pengetahuan,
terutama pada sekolah tinggi pusat agama Budha.Disamping itu, bahasa Melayu
juga telah menjadi lingua franca (bahasa perhubungan).
Bahasa Melayu dipakai
dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah
kukuh keberadaannya.Bahasa melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah
nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.Bahasa melayu
menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa
Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi .Perkembangan bahasa melayu
diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia.Komunikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia.Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Sebagaimana beberapa bahasa di
Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain yang
penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek seringkali bersifat
bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai
berikut:
1.Bahasa Melayu Tempatan
(lokal)
Bahasa Melayu tempatan/lokal
merupakan bahasa yang berasal dari daerah orang melayu sendiri seperti
disemenanjung Malaka, kepulauan Riau Lingga, sebagian pesisir timur Sumatra dan
pesisir barat Kalimantan.
2. Bahasa Melayu Kerabat (paramelayu,
Paramalay=melayu tidak penuh)
Bahasa
Melayu Kerabat adalah bahasa lain yang serupa dengan bahasa melayu, namun
terdapat perbedaan diantaranya:
a. Bahasa Minangkabau
b. Bahasa Banjar
c. Bahasa Jambi
d. Bahasa Kerinci.
3. Bahasa Melayu Kreol
(bukan suku/penduduk Melayu)
Bahasa Melayu sudah lama
dikenal sebagai bahasa antar suku bangsa khususnya diindonesia. Dalam
perkembangannya terutama kawasan berpenduduk bukan Melayu dan mempunyai bahasa
masing-masing, bahasa Melayu mengalami proses kreoliasi.
Dipulau
Jawa, terutama diJakarta, bahasa melayu mengalami proses kreolisasi yang unsur
dasar bahasa Melayu pasar dicampur dengan berbagai bahasa disekelilingnya.
Jumlah penutur bahasa Melayu
di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah melampaui jumlah penutur
bahasa Melayu di Malaysia maupun di Brunei Darussalam. Bahasa Melayu dituturkan
mulai sepanjang pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka
Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu hingga pesisir Pulau Borneo dan
kota Negara, Bali.
·
Dialek Melayu
Indonesia
·
Dialek Melayu
Indonesia di Regional Sumatera
·
Dialek Tamiang : dituturkan di kabupaten Aceh
Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam
·
Dialek Langkat : dituturkan di kawasan Langkat,
Sumatera Utara
·
Dialek Deli : dituturkan di Medan, Deli
Serdang dan Serdang Bedagai
·
Dialek Asahan : dituturkan di sepanjang wilayah
pesisir kabupaten Asahan
·
Dialek Kualuh : dituturkan di sepanjang wilayah
aliran hulu sampai hilir sungai Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara.
·
Dialek Bilah : dituturkan di sepanjang
wilayah hilir aliran sungai Bilah kabupaten Labuhanbatu
·
Dialek Panai : dituturkan di sepanjang
wilayah hilir aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu
·
Dialek Kotapinang
: dituturkan di sepanjang wilayah
aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu Selatan
·
Dialek Melayu
Riau : dituturkan di kawasan
Kepulauan Riau
·
Dialek Riau
Kepulauan dan beberapa kawasan di Riau Daratan dituturkan sama seperti Dialek Johor.
·
Dialek Melayu
Riau Daratan : terbagi atas beberapa dialek lainnya tergantung wilayah (Siak,
Rokan, Inderagiri, Kuantan)
·
Dialek Anak Dalam
: kemungkinan termasuk kelompok
Kubu, Talang Mamak di kawasan Riau dan Jambi
·
Dialek Melayu
Jambi : dituturkan di provinsi Jambi
·
Dialek Melayu
Bengkulu : dituturkan di kota Bengkulu
·
Dialek Melayu
Palembang : dituturkan di kota Palembang dan Kota Muara Enim dan sekitarnya
·
Dialek
Bangka-Belitung : dituturkan di provinsi Bangka-Belitung sedikit perbedaan
antara pengucapan kata sebagai contoh kata "APA-Ind" bangka
menggunakan "APE" seperti mengucapkan kata "PEPES" dan
Belitung "APE" seperti mengucapkan kata "Remang".
·
Dialek Melayu
Indonesia di Regional Kalimantan
·
Dialek Melayu
Pontianak : dituturkan di kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan kota
Pontianak, Kalimantan Barat
·
Dialek Melawi
(MLW): kabupaten Melawi dan sekitarnya, Kalimantan Barat[10]
·
Dialek Landak :
kabupaten Landak dan sekitarnya, Kalimantan Barat[11]
·
Dialek Melayu
Sambas : dituturkan di kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang
dan sekitarnya,Kalimantan Barat
·
Dialek Melayu
Sanggau : dituturkan di kabupaten Sanggau[12]
·
Dialek Melayu
Sintang : dituturkan di kabupaten Sintng[13]
·
Dialek Ketapang :
dituturkan di kabupaten Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat terdiri 2
dialek kota Ketapang dan Balai Berkuak.[14][15][16]
·
Dialek Berau :
dituturkan di kabupaten Berau dan sekitarnya, Kalimantan Timur
·
Dialek Kutai :
dipakai di kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
·
Dialek Melayu Indonesia
Indonesia Timur
·
Dialek Loloan :
dituturkan di kota Negara, Jembrana, Bali.
ikon dari kursornya sangat mengganggu dan sangat berlebihan, padahal informasi yang ditampilkan sudah bermanfaat.
BalasHapus