LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
Fermentasi
Disusun oleh:
Kelompok 4
XI IPA 2
1.
Siti Sophia
Luthfiani
2.
Faras Bachtiar
3.
Febry Dulfi
Fitriyana
4.
Nufarinda
5.
Umar Fauzi
SMA Negeri 1 Pandeglang
Tahun Ajaran 2014-2015
Kata Pengantar
Segala puji bagi
Allah SWT zat yang telah menciptakan alam semesta, zat yang tak ada dua, dan
Maha sumber segala ilmu pengetahuan di dunia, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kita semua masih diberi
kenikmatan untuk menikmati dunia ini.
Shalawat dan
salam selalu terlimpah untuk utusan Allah, Nabi Muhammad SAW. Pembawa cahaya bagi umatnya yang
berada dalam kegelapan, yang mengajarka akhlak dan budi pekerti mulia bagi
kehidupan.
Alhamdulillah
kami telah melakukan praktikum biologi dan telah menyelesaikan pembuatan
laporan praktikum tentang fermentasi. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Hetty Suryati
S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah membimbing kami dalam melakukan
penelitian ini.
2. Orang Tua kami yang
telah memberikan banyak dukungan dan senantiasa memberikan motivasi kepada
kami.
3. Semua pihak yang
telah membantu melancarkan kegiatan praktikum sekaligus membuat laporan hasil
praktikum ini.
Dalam pembuatan laporan ini kami telah
mengusahakan yang terbaik demi hasil yang sempurna. Namun kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan yang terjadi. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik
Tuhan yang Maha Esa. Maka kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengalaman untuk masa yang
akan datang.
Pandeglang, 10 september 2014
Penulis
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara
umum,fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen.Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal
sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk m
enghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang
mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat
inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B. Rumusan
Masalah
- Apa pengaruh air kapur terhadap percobaan ini?
- Apa saja hasil akhir dari proses fermentasi?
C. Tujuan
Penelitian
1.Untuk mengetahui pengaruh air kapur
terhadap percobaan fermentasi
2.Untuk mengetahui hasil akhir dari
proses fermentasi
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat dari praktikum yang telah
kami lakukan adalah kami dapat mengetahui hasil akhir dari proses fermentasi.
E. Hipotesis
Pada
beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Respirasi
anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketidaktersediaan
oksigen bebas.Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan
ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat. Pada
manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah
jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak
daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh,
maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan
fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis
mikroorganisme mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob.
B. Mikroba yang Berperan Dalam
Proses Fermentasi
1. Fermentasi
Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
2. Fermentasi
Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
3. Fermentasi
Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
4. Fermentasi
Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari Corynebacterium glutamicu.
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari Corynebacterium glutamicu.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fermentasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi untuk
menghasilkan etanol adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat,
nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal
dari karbon. Gula adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi
gula sangat mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan. Kandungan gas
karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan
terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol.
Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama
sekali.
1. pH
PH dari media sangat mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme. Setiap mikroorganisme mempunyai pH minimal,
maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk
pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih
rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat.
2.
Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba
memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu
nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K.
Unsur C didapat dari substrat yang
mengandung karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P
dan K dari pupuk NPK. Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain
yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn,
Mo, dan Al.
3.
Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperature
maksimal, optimal, dan minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk
yeast berkisarantara 25-30ºC dan temperature maksimal antara 35-47ºC. Beberapa
jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur selama fermentasi perlu
mendapatkan perhatian, karena di samping temperature mempunyai efek yang
langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi komposisi produk akhir.
Pada temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan yeast. Pada temperature
yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode yang
kami pergunakan dalam praktikum fermentasi adalah metode eksperimen.
B.
Tempat Penelitian
Kami
melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Pandeglang.
C.
Waktu Penelitian
Hari : Selasa
Tanggal : 26 agustus 2014
Waktu : 8.30 – 10.45
D.
Alat dan Bahan
1.
Alat
·
Gelas
kimia
·
Erlemeyer
4 buah
·
Selang
aquarium
·
Termometer
·
Sumbat
gabus berlubang 2
2.
Bahan
·
Timbangan
·
Glukosa
atau gula ¼ kg
·
Air
Suling
·
Ragi
roti
·
Vaselin
·
Air
kapur
·
Fenoftalen
/ pp
E.
Cara Kerja
- Larutkan 10 gram gula kedalam 50 ml air suling dalam erlemeyer A
- Memasukkan 50 ml larutan air kapur / Ca(OH)2 dalam erlemeyer B kemudian ditetesi Fenoftalen sebanyak 3 tetes hingga larutan berwarna merah jambu.
- Menimbang ragi roti sebanyak 3 gram menggunakan timbangan kemudian memasukkannya kedalam erlemeyer A .
- Mengukur suhu awal masing-masing larutan dan mencium bau masing-masing larutan.
- Menutup erlemeyer A dan B menggunakan sumbat gabus yang telah dipasangi pipa L dan U, kemudian mengolesi vaselin pada pinggiran erlemeyer untuk mencegah keluarnya udara.
- Mengamati perangkat selama 25 menit dan mencatat hasilnya.
F. Tabel
Pengamatan
Perangkat percobaan
|
Keadaan sebelum percobaan
|
Keadaan setelah percobaan
|
|||
Suhu
|
Bau
|
Suhu
|
Bau
|
||
Tabung I A
|
27oC
|
Biasa
|
30o
|
Asam
|
|
Tabung I B
|
27ºC
|
Biasa
|
28o
|
Biasa
|
|
Tabung II A
|
27ºC
|
Biasa
|
30o
|
Asam
|
|
Tabung II B
|
27ºC
|
Biasa
|
28o
|
Biasa
|
|
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil diskusi Kelompok
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut didapat bahwa :
Suhu awal reaksi
Suhu awal reaksi
Berdasarkan
pengukuran dengan termometer, suhu awal pada campuran larutan gula dan ragi
yaitu 27ºC. Hal
tersebut disebabkan lamanya pengadukan kedua zat sehingga panas yang dihasilkan
cukup tinggi. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm karena menghasilkan
panas yang merupakan gesekan antara pengaduk, wadah dan larutan dalam tabung
tersebut .
Suhu akhir reaksi
Suhu akhir reaksi
Setelah suhu
awal sebelum fermentasi, tabung erlemenyer tesebut ditutup dengan sumbat gabus sehingga yang dilapisi vaselin pada
pinggirannya, Suhu akhirnya 30ºC. Kenaikan suhu cukup signifikan
yaitu sebesar 3 derajat
celcius mengingat waktu reaksi yang cukup lama .
Indikator PP
Indikator PP
Air kapur
yang ditetesi Phenolphthalein berubah warna menjadi merah muda. Hal
tersebut disebabkan karena indikator PP memiliki trayek PH 8,3 – 10 dengan
indikasi tidak berwarna hingga berwarna. Jika warna yang dihasilkan merah,
mengindikasikan bahwa PH lebih dari 10. Itulah yang menyebabkan hasil reaksi
berbau seperti alkohol dimana alkohol bersifat basa.
Pada reaksi :
Ca(OH)₂ + CO₂ —> CaCO₃ + H₂O
Pada reaksi :
Ca(OH)₂ + CO₂ —> CaCO₃ + H₂O
Reaksi ini
terjadi secara terus menerus sehingga larutan air kapur + PP yang semula
berwarna merah muda menjadi keruh bahkan menyerupai warna larutan pada tabung
elemeyer A. Perubahan ini diikuti dengan perubahan suhu yang semula 27ºC menjadi 29ºC. Pada tabung erlemeyer B
tercium bau alkohol, hal ini menunjukan adanya zat etanol setelah reaksi
berlangsung.
Larutan
kapur (Ca(OH)2) pada tabung kedua berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai terhenti
ketika hasil reaksi pada tabung 1 mengalir menuju tabung 2. Setelah reaksi
hampir terhenti, muncul gelembung - gelembung air atau uap air yang merupakan
hasil reaksi seperti diatas, keluar melalui selang kecil. Selain itu, terdapat
endapan kapur ( CaCO3 ) yang mengendap pada tabung 2.
B.
Hasil Diskusi Kelas
Hasil diskusi kelas menyatakan bahwa fermentasi merupakan
salah satu contoh katabolisme. Fermentasi membutuhkan gula untuk prosesnya dan
menghasilkan CO2 dan 2 ATP. CO2 dan ATP ditandai dengan
kenaikan suhu yang terlihat pada thermometer.
BAB V
JAWABAN PERTANYAAN
- Pada akhir percobaan, apa yang terjadi dengan air kapur yang sudah ditetesi fenoftalin? Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: ya, terjadi perubahan. Perubahan terjadi pada
perubahan warna menjadi merah muda. karna air kapur yang ditetesi pp
mengindikasikan pH basa larutan pada saat terjadi proses fermentasi. Pada
tabung A pHnya asam sementara pada tabung B pHnya basa, saat gelembung dari
tabung A mengalir melalui selang plastik menuju tabung B, pH larutan tabung B
mengalami perubahan dikarenakan adanya pH asam yang dibawa gelembung tersebut
sehingga menyebabkan warna awal merah muda lama-lama menjadi putih pucat /
berkurang 50% dari awalnya.
- Apa fungsi air kapur pada tabung B?
Jawab:
Air kapur berfungsi untuk mengikat CO2 dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi
pada tabung A mengalir menuju tabung B.
BAB VI
PENUTUP
- Kesimpulan
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal yang
dipengaruhi oleh pH, temperature dan nutrient.
DAFTAR
PUSTAKA
3. http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2013/01/praktikum-fisiologi-tumbuhan-fermentasi.html#sthash.rGX0pgfZ.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar