.quickedit{display:none;}

Sabtu, 07 Februari 2015

LAPORAN INGENHOUSZ



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Ingenhousz




Disusun oleh:
Kelompok 4
XI IPA 2
        1.    Siti Sophia Luthfiani
        2.    Faras Bakhtiar
        3.    Febry Dulfi Fitriyana
        4.    Nufarinda
        5.    Umar Fauzi
SMA Negeri 1 Pandeglang
Tahun Ajaran 2014-2015


Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT zat yang telah menciptakan alam semesta, zat yang tak ada dua, dan Maha sumber segala ilmu pengetahuan di dunia, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kita semua masih diberi kenikmatan untuk menikmati dunia ini.
Shalawat dan salam selalu terlimpah untuk utusan Allah, Nabi Muhammad SAW. Pembawa cahaya bagi umatnya yang berada dalam kegelapan, yang mengajarka akhlak dan budi pekerti mulia bagi kehidupan.
Alhamdulillah kami telah melakukan praktikum biologi dan telah menyelesaikan pembuatan laporan praktikum tentang ingenhousz. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Hetty Suryati S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah membimbing kami dalam melakukan penelitian ini.
2. Orang Tua kami yang telah memberikan banyak dukungan dan senantiasa memberikan motivasi kepada kami.
3. Semua pihak yang telah membantu melancarkan kegiatan praktikum sekaligus membuat laporan hasil praktikum ini.
 Dalam pembuatan laporan ini kami telah mengusahakan yang terbaik demi hasil yang sempurna. Namun kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang terjadi. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik Tuhan yang Maha Esa. Maka kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengalaman untuk masa yang akan datang.

Pandeglang, 10 september 2014
Penulis
Kelompok 4




BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.
Untuk mengetahui kandungan glukosa sebenarnya dapat diketahui dengan percobaan Sact sedang untuk mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan menggunakan lidi yang membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi pada kesempatan ini, yang akan dilihat bukanlah kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila diberi perlakuan yang berbeda – beda terkait suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3. Percobaan kami kali ini merupakan percobaan Ingenhousz.
2.      Rumusan Masalah
a.       Gelembung apa yang terbentuk pada percobaan ini?
b.      Apa pengaruh suhu, intensitas cahaya dan NaHCO3 terhadap fotosintesis?
c.       Adakah perbedaan sebelum dan sesudah dihalangi kertas mika?


3.      Tujuan Penelitian
  1. Untuk membuktikan adanya gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.
  2. Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3 terhadap kecepatan proses fotosintesis.
4.      Manfaat Penelitian
Manfaat dari percobaan yang kami lakukan yaitu menambah pengetahuan bagi kami mengenai faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.                Pengertian
fotosintesis adalah proses penyusunan karbohidrat drngan memanfaatkan energy cahaya oleh klorofil. Berikut ini rekasi yang terjadi pada fotosintesis.
6O26CO2C6H12O66H2O                                    
                                 +                menjadi                                   +








Oksigen

Karbon dioksida
Air
Glukosa

 


Pada kloroplas terjadi transformasi energy, yaitu dari energy cahaya (energy kinetik) berubah menjadi energy kimia (energy potensial), berupa ikatan senyawa organik, yaitu glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses energy tersebut berlangsung cepat dan efisien.
Reaksi fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu:
1.      Reaksi Terang

Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung di grana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona. Reaksi terang melakukan 3 tahap yaitu:
a.       Fotolisis adalah proses memecahkan air menjadi H+ dan OH-
b.      Pengikatan Hidrogen oleh NADP menjadi NADPH
c.       Pembentukan ATP dari ADP ditambah 1 P

2.      Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung di stroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:

a.       Fikasai merupakan pengikatan CO2 oleh RPB.
b.      Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c.       Regenerasi ; pembentukan kembali RBP.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam melakukan percobaan ini adalah dengan melakukan eksperimen.
B.     Tempat Penelitian
Halaman depan kampus SMA Negeri 1 Pandeglang.
C.    Waktu Penelitian
Hari                 : Kamis
Tanggal           : 28 agustus 2014
Waktu             : 07.00-08.30
D.    Alat dan Bahan
1.      Alat
·         Toples kaca (5 buah).
·         Tabung reaksi (5 buah).
·         Corong kaca (5 buah).
·         Kawat penyangga (15 batang).
·         Termometer (1 buah).
·         Alat Tulis
·         Tali raffia
2.      Bahan
·         Air secukupnya
·         Air panas secukupnya.
·         Es Batu secukupnya.
·         NaHCO3 (ragi roti)
·         Hydrilla



E.     Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Mengikat 10 batang tanaman hydrilla dengan tali raffia buat 5 ikat.
3.      Memasukkan ikatan tanaman hydrilla ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak keluar dari corong.
4.      Mengulangi langkah 3 untuk 4 corong berikutnya.
5.      Memasukkan toples kaca ke dalam kolam air, diikuti dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam toples kaca tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi, diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
6.      Lakukan langkah 5 untuk toples kaca yang lain.
7.      Memasukkan tiga kawat penyangga ke dalam gelas kimia untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla.
8.      Menandai masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia A, B, C, dan D.
9.      Mengukur suhu awal masing-masing toples kaca.
10.  Kedalam toples A beri es batu hingga suhu menjadi 15O
11.  Toples B beri air hangat hingga suhu menjadi 30O
12.  Masukkan 1 bungkus NaHCO3 pada toples C.
13.  Metakkan toples E di tempat yang teduh
14.  Metakkan toples A, B, C dan D di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
15.  Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
16.  Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
17.  Setelah beberapa menit tutup toples D dengan plastic mika warna jingga
18.  Lihat perubahannya.
19.  Mencatat hasil pengamatan.
F.     Tabel Hasil Pengamatan
Keadaan Gelembung
Perangkat Eksperimen
A (air es)
B (air panas)
C (ragi)
D (terang)
E (teduh)
Tidak Ada





Sedikit
Ö



Ö
Banyak

Ö

Ö

Banyak Sekali


Ö



BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Hasil Diskusi Kelompok
Pada toples A yang diletakkan di tempat terang dan ke dalamnya ditambahkan es batu, ternyata gelembung yang dihasilkan lambat dan bentuknya besar, sehingga volume air dalam tabung reaksi berkurang tetap stabil. Artinya proses fotosintesis pada gelas kimia A berjalan sangat lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang rendah enzim – enzim banyak yang tidak aktif sehingga banyak reaksi kimia yang dilakukan oleh enzim menjadi terhambat.
Pada toples B yang diletakkan ditempat terang dan diberi air panas kedalamnya, ternyata  menghasilkan gelembung udara yang cepat dan bentuknya kecil. Volume air dalam tabung reaksi juga berkurang banyak. Tetapi tanaman hydrilla dalam toples B berubah menjadi layu ditandai dengan perubahan warna yang agak gelap. Hal ini terjadi Karena suhu yang tinggi menyebabkan klorofil pada tumbuhan mati. Dalam percobaan kali ini suhu yang terdapat pada toples B belum mencapai suhu optimal untuk dapat membuat klorofil mati semua, masih ada klorofil yang bekerja walau kerjanya tidak maksimal. Hal itu ditandai dengan warna tanaman hydrilla yang masih berwarna hijau pada batang dan tengah daun.
Pada toples C yang diberi Fernipan, ternyata menghasilkan gelembung udara yang sangat banyak dan cepat prosesnya. Hal ini disebabkan karena penambahan fernipan ini menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + H2CO3
H2CO3                   H2O + CO 2     
Fungsi fernipan disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
toples yang diberi fernipan jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu toples tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi yang dibutuhkan tersedia menjadikan jumlah produk juga melimpah,
 Pada Toples D dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari langsung), proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO2 terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak toples C. Hal ini disebabkan, walaupun keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada toples E yang diletakkan di tempat teduh, gelembung yang dihasilkan sedikit dan lambat. Volume air yang ada ditabung reaksi juga hanya sedikit berkurangnya. Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
Lalu perbedaan pada toples D sebelum dan sesudah dilapisi plastic mika berwarna jingga adalah sebagai berikut:
·         Sebelum dilapisi plastic mika gelembung yang dihasilkan banyak tetapi tidak terlalu cepat.
·         Setelah dilapisi plastic mika gelembung yang dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat.
Hal itu disebabkan karena dalam fotosintesi dibantu oleh klorofil. Klorofil adalah pigmen yang dapat menyerap energy cahaya. Energy cahaya disini adalah sinar matahari, dimana sinar matahari terdiri dari beberapa spectrum mulai dari yang tidak terlihat seperti infra merah kemudia berturut-turut merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila ungu dan ultra ungu. Jadi dengan dilapisinya toples menggunakan plastik mika berwarna jingga tersebut memberikan tambahan energy cahaya yang diterima tumbuhan dalam bentuk spectrum warna jingga. Hasilnya fotosintesis lebih cepat prosesnya karna energy cahaya yang diterima frekuensinya lebih banyak.
B.     Hasil Diskusi Kelas
Hasil diskusi kelas menyatakan bahwa perbedaan pembentukan gelembung antara toples yang ditempat teduh dan terang disebabkan oleh intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman hydrilla. Sedangkan pada toples yang berisi air dingin dan air panas perbedaannya disebabkan oleh suhu. Lalu pada toples yang ditambah ragi disebabkan oleh kerbon dioksida yang diterima oleh tanaman hydrilla lebih banyak karena mendapat pasokan dari ragi itu sendiri. Perbandingan pada toples yang dilapisi plastic mika ternyata yang lebih banyak menghasilkan gelembung adalah pada plastic mika yang berwarna merah, biru dan ungu.

 
Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ditandai dengan adanya gelembung udara yang dihasilkan oleh tanamn hydrilla.
Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Sedangkan pada suhu tinggi tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses fotosintesis menjadi maksimal.
Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
Jadi Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.











DAFTAR PUSTAKA
1.      Amien, Moh dan Sukarno.1995.Biologi 3: Untuk Sekolah Menengah           Umum Kelas 3 Program Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
2.      Sayekti, Naniek Sri. 2011. Pelajaran Biologi untuk SMA/MA kelas XII,           Jakarta:Penerbit ARYA DUTA.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar