LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
Ingenhousz
Disusun oleh:
Kelompok 4
XI IPA 2
1.
Siti Sophia
Luthfiani
2.
Faras Bakhtiar
3.
Febry Dulfi
Fitriyana
4.
Nufarinda
5.
Umar Fauzi
SMA Negeri 1 Pandeglang
Tahun Ajaran 2014-2015
Kata Pengantar
Segala puji bagi
Allah SWT zat yang telah menciptakan alam semesta, zat yang tak ada dua, dan
Maha sumber segala ilmu pengetahuan di dunia, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan karunia dan kasih sayang-Nya sehingga kita semua masih diberi
kenikmatan untuk menikmati dunia ini.
Shalawat dan
salam selalu terlimpah untuk utusan Allah, Nabi Muhammad SAW. Pembawa cahaya bagi umatnya yang
berada dalam kegelapan, yang mengajarka akhlak dan budi pekerti mulia bagi
kehidupan.
Alhamdulillah
kami telah melakukan praktikum biologi dan telah menyelesaikan pembuatan
laporan praktikum tentang ingenhousz. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Hetty Suryati
S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah membimbing kami dalam melakukan
penelitian ini.
2. Orang Tua kami yang
telah memberikan banyak dukungan dan senantiasa memberikan motivasi kepada
kami.
3. Semua pihak yang
telah membantu melancarkan kegiatan praktikum sekaligus membuat laporan hasil
praktikum ini.
Dalam pembuatan laporan ini kami telah
mengusahakan yang terbaik demi hasil yang sempurna. Namun kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan yang terjadi. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik
Tuhan yang Maha Esa. Maka kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran dari
pembaca demi penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengalaman untuk masa yang
akan datang.
Pandeglang, 10 september 2014
Penulis
Kelompok 4
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap makhuk hidup memiliki beberapa
ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan
dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut
mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap
jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen penyusun makhluk
hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme
terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa
tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses
penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme
(anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses
tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang /
palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga
karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti
yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya.
Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam
cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya
mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya
matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.
Untuk mengetahui kandungan glukosa
sebenarnya dapat diketahui dengan
percobaan Sact sedang untuk mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan
menggunakan lidi yang membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi
pada kesempatan ini, yang akan dilihat bukanlah
kandungannya, akan tetapi kecepatan proses tersebut bila diberi perlakuan yang
berbeda – beda terkait suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3. Percobaan kami kali ini merupakan
percobaan Ingenhousz.
2.
Rumusan Masalah
a. Gelembung apa yang terbentuk pada
percobaan ini?
b. Apa pengaruh suhu, intensitas cahaya
dan NaHCO3 terhadap fotosintesis?
c. Adakah perbedaan sebelum dan sesudah
dihalangi kertas mika?
3.
Tujuan Penelitian
- Untuk membuktikan adanya gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.
- Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3 terhadap kecepatan proses fotosintesis.
4.
Manfaat Penelitian
Manfaat
dari percobaan yang kami lakukan yaitu menambah pengetahuan bagi kami mengenai
faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
fotosintesis adalah proses
penyusunan karbohidrat drngan memanfaatkan energy cahaya oleh klorofil. Berikut
ini rekasi yang terjadi pada fotosintesis.
6O26CO2C6H12O66H2O
+ menjadi +
Oksigen | |||||||
Karbon dioksida | Air | Glukosa | |||||
Pada kloroplas terjadi transformasi energy, yaitu dari
energy cahaya (energy kinetik) berubah menjadi energy kimia (energy potensial),
berupa ikatan senyawa organik, yaitu glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim,
proses energy tersebut berlangsung cepat dan efisien.
Reaksi
fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu:
1. Reaksi
Terang
Reaksi
terang fotosintesis merupakan reaksi
pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang berlangsung di grana yang
dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem
merupakan unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor
elektron pada fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan
akseptor elektrona. Reaksi terang melakukan 3 tahap yaitu:
a. Fotolisis adalah proses memecahkan
air menjadi H+ dan OH-
b. Pengikatan Hidrogen oleh NADP
menjadi NADPH
c. Pembentukan ATP dari ADP ditambah 1
P
2. Reaksi
gelap
Reaksi
gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan
CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung di stroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Fikasai merupakan pengikatan CO2
oleh RPB.
b. Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH
menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi ; pembentukan kembali RBP.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode
yang kami gunakan dalam melakukan percobaan ini adalah dengan melakukan
eksperimen.
B.
Tempat Penelitian
Halaman
depan kampus SMA Negeri 1 Pandeglang.
C.
Waktu Penelitian
Hari
: Kamis
Tanggal : 28 agustus 2014
Waktu
: 07.00-08.30
D.
Alat dan Bahan
1. Alat
·
Toples
kaca (5 buah).
·
Tabung reaksi (5 buah).
·
Corong kaca (5 buah).
·
Kawat penyangga (15 batang).
·
Termometer (1 buah).
·
Alat
Tulis
·
Tali
raffia
2. Bahan
·
Air secukupnya
·
Air
panas secukupnya.
·
Es Batu secukupnya.
·
NaHCO3 (ragi roti)
·
Hydrilla
E.
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan.
2. Mengikat 10 batang tanaman hydrilla
dengan tali raffia buat 5 ikat.
3. Memasukkan ikatan tanaman
hydrilla ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak keluar dari
corong.
4. Mengulangi
langkah 3 untuk 4
corong
berikutnya.
5. Memasukkan toples kaca ke dalam kolam air, diikuti
dengan memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam toples kaca tersebut.
Selanjutnya tutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi, diusahakan tidak
terbentuk ruang udara.
6. Lakukan langkah 5 untuk toples kaca
yang lain.
7. Memasukkan tiga
kawat penyangga ke dalam gelas kimia untuk menjaga keseimbangan dari corong
yang telah diisi dengan hydrilla.
8. Menandai
masing-masing gelas kimia sebagai gelas kimia A, B, C, dan D.
9. Mengukur suhu
awal masing-masing toples
kaca.
10. Kedalam toples A beri es batu hingga
suhu menjadi 15O
11. Toples B beri air hangat hingga suhu
menjadi 30O
12. Masukkan 1 bungkus NaHCO3
pada toples C.
13. Metakkan toples E di tempat yang
teduh
14. Metakkan toples A, B, C dan D di
tempat yang terkena
sinar matahari langsung.
15. Menunggu hingga
muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
16. Mengamati dan
mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
17. Setelah beberapa menit tutup toples
D dengan plastic mika warna jingga
18. Lihat perubahannya.
19. Mencatat hasil
pengamatan.
F.
Tabel Hasil Pengamatan
Keadaan Gelembung
|
Perangkat Eksperimen
|
||||
A (air es)
|
B (air panas)
|
C (ragi)
|
D (terang)
|
E (teduh)
|
|
Tidak
Ada
|
|||||
Sedikit
|
Ö
|
Ö
|
|||
Banyak
|
Ö
|
Ö
|
|||
Banyak
Sekali
|
Ö
|
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Diskusi Kelompok
Pada toples A yang
diletakkan di tempat terang dan ke dalamnya ditambahkan es batu, ternyata gelembung yang dihasilkan lambat dan
bentuknya besar, sehingga volume air dalam tabung
reaksi berkurang tetap stabil. Artinya proses fotosintesis pada gelas
kimia A berjalan sangat
lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang rendah enzim – enzim banyak yang
tidak aktif sehingga banyak reaksi kimia yang dilakukan oleh
enzim menjadi terhambat.
Pada
toples B yang diletakkan ditempat terang dan diberi air panas kedalamnya,
ternyata menghasilkan gelembung udara
yang cepat dan bentuknya kecil. Volume air dalam tabung reaksi juga berkurang
banyak. Tetapi tanaman hydrilla dalam toples B berubah menjadi layu ditandai
dengan perubahan warna yang agak gelap. Hal ini terjadi Karena suhu yang tinggi
menyebabkan klorofil pada tumbuhan mati. Dalam percobaan kali ini suhu yang
terdapat pada toples B belum mencapai suhu optimal untuk dapat membuat klorofil
mati semua, masih ada klorofil yang bekerja walau kerjanya tidak maksimal. Hal
itu ditandai dengan warna tanaman hydrilla yang masih berwarna hijau pada
batang dan tengah daun.
Pada toples C yang diberi Fernipan, ternyata menghasilkan
gelembung udara yang sangat banyak dan cepat prosesnya. Hal ini disebabkan karena penambahan fernipan ini menambah
kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O →
NaOH + H2CO3
H2CO3 H2O + CO 2
Fungsi fernipan disini sebagai
katalis dalam reaksi fotosintesis.
toples yang diberi fernipan jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu toples tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi yang dibutuhkan tersedia menjadikan jumlah produk juga melimpah,
toples yang diberi fernipan jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu toples tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku tersedia banyak, energi yang dibutuhkan tersedia menjadikan jumlah produk juga melimpah,
Pada
Toples D dengan kondisi
normal
(tempat terkena cahaya matahari langsung), proses
fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah
CO2 terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses
fotosintesis tersebut. Akan tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak
sebanyak toples C. Hal ini
disebabkan, walaupun keduanya sama – sama memiliki energi untuk produksi yang
melimpah tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada toples E yang
diletakkan di tempat teduh, gelembung yang dihasilkan sedikit
dan lambat. Volume air yang ada ditabung reaksi
juga hanya sedikit berkurangnya. Hal ini terjadi karena walaupun di
dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia (cahaya)
untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga,
walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak
akan terbentuk hasil.
Lalu
perbedaan pada toples D sebelum dan sesudah dilapisi plastic mika berwarna
jingga adalah sebagai berikut:
·
Sebelum
dilapisi plastic mika gelembung yang dihasilkan banyak tetapi tidak terlalu
cepat.
·
Setelah
dilapisi plastic mika gelembung yang dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat.
Hal
itu disebabkan karena dalam fotosintesi dibantu oleh klorofil. Klorofil adalah
pigmen yang dapat menyerap energy cahaya. Energy cahaya disini adalah sinar
matahari, dimana sinar matahari terdiri dari beberapa spectrum mulai dari yang
tidak terlihat seperti infra merah kemudia berturut-turut merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila ungu dan ultra ungu. Jadi dengan dilapisinya toples
menggunakan plastik mika berwarna jingga tersebut memberikan tambahan energy
cahaya yang diterima tumbuhan dalam bentuk spectrum warna jingga. Hasilnya
fotosintesis lebih cepat prosesnya karna energy cahaya yang diterima
frekuensinya lebih banyak.
B.
Hasil Diskusi Kelas
Hasil
diskusi kelas menyatakan bahwa perbedaan pembentukan gelembung antara toples
yang ditempat teduh dan terang disebabkan oleh intensitas cahaya yang diterima
oleh tanaman hydrilla. Sedangkan pada toples yang berisi air dingin dan air
panas perbedaannya disebabkan oleh suhu. Lalu pada toples yang ditambah ragi
disebabkan oleh kerbon dioksida yang diterima oleh tanaman hydrilla lebih
banyak karena mendapat pasokan dari ragi itu sendiri. Perbandingan pada toples
yang dilapisi plastic mika ternyata yang lebih banyak menghasilkan gelembung
adalah pada plastic mika yang berwarna merah, biru dan ungu.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses
fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ditandai dengan adanya gelembung
udara yang dihasilkan oleh tanamn hydrilla.
Faktor suhu yang rendah akan
memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Sedangkan pada suhu tinggi tanamannya akan
mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses fotosintesis menjadi
maksimal.
Faktor intensitas cahaya yang terang
(cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat tetapi bila
cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Faktor kadar CO2 terlarut
yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan cepat
karena CO2 merupakan bahan baku dari proses
fotosintesis.
Jadi
Suhu, intensitas cahaya, dan kadar
karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amien,
Moh dan Sukarno.1995.Biologi 3: Untuk
Sekolah Menengah Umum Kelas 3
Program Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
2. Sayekti,
Naniek Sri. 2011. Pelajaran Biologi untuk
SMA/MA kelas XII, Jakarta:Penerbit
ARYA DUTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar